Senin, 04 Januari 2010

Mutiara Hitam

Entah apa yang sedang melanda otakku,sehingga aku merasa bagaikan makhluk yang jahat,kenapa perasaan ini muncul beitu saja saat kedatangnnya di hidupku,segala sesuatu yang dia miliki membuat teman temanku menjauhi aku dan berpaling dengan gadis sunda itu,ku akui memang dia cantik,putih,memiliki tubuh yang aku idam idamkan sejak lama,hidungnya yang mancung,rambutnya yang lurus,pintar,supel,juga anak orang kaya,aku merasa kesepian sejak kedatangannya di sekolah ku,Dita,Ratna,Andi,semua sudah jarang ngobrol denganku.Satu yang aku nggak suka dengan gadis itu,dia sombong sekali,setiap hari selalu menceritakan kekayaan orang tuanya,dari yang di beliin jam tangan asal Paris lah,sepatu Barbie asal LA,sampai setiap bulannya bilang kalau dia selalu keliling eropa,Negara terakhir yang dia kunjungi adalah jerman,saat itu di jerman sedang ada Oktoberfest semacam pesta gitu deh…aku benar menyesali nasibku menjadi anak seorang tukang becak,udah jelek,pinter setengah setengah,miskin pula,emang nasib.
“oh ya…kamu udah pernah keliling mana aja yas?”Tanya Mutiara.
“keliling?”
“iya keliling eropa misalnya.”katanya sengaja mengejek keadaan ekonomi keluargaku.
“keliling pasar,desa,sawah,empang,terus….”
“keliling?itu yang namanya keliling didalam kamus kamu?”katanya
“iya,kenapa?beda kan sama kamu…dalam kamus kamu keliling itu keliling dunia,nggak kaya’ aku.”kataku dan menyingkir.
“kasihan ya Tyas.”katanya dan menertawakanku.
Aku sebel banget dengan ejekannya,emang kenapa kalau aku anak tukang becak?so what,namanya sih bagus Mutiara bagaikan putri kerajaan,tapi hatinya,uh…hitam,mulai sekarang aku sepekat untuk menjulukinya dengan sebutan Mutiara Hitam.
Banyak teman ku yang bertanya kenapa aku memanggil Mutiara dengan sebutan seperti itu,tapi ketika aku menjawabnya,mereka malah beranggapan bahwa aku terlalu iri dengan dia,meskipun aku akui aku memang tengah dilanda rasa iri sama dia,tapi satu yang sama sekali nggak aku iri dari dia,yaitu sombongnya itu.
Suatu hari dikelas terlihat heboh,gara garanya Mutiara yang sedang berulang tahun akan mentraktir teman teman sekelas makan sepuasnya di kantin sekolah,mereka semua tergiur dengan tawaran Mutiara,terkecuali aku,aku nggak sudi makan makanan dari orang yang menyebalkan.
“loh yas,kamu nggak ikutan?gratis kok.”katanya
“oh…gratis.”jawabku datar tak berpaling dari buku kimiaku.
“iya,jarang jarang lo ada orang seroyal aku.”pujinya sendiri.
“hm…iya.”jawabku tetap dengan posisiku semula.
“ya udah kalau nggak mau,rejeki kok ditolak,kan lumayan dapet makan gratis,biasanya kan keluarga kamu untuk makan sehari aja udah kesusahan,ya…itung itung ngurangin jatah makan keluarga kamu lah…”ejeknya.
“maaf ya Nona Mutiara….Hitam,meskipun aku orang paling miskin di dunia ini,aku nggak bakal ngelihat semua dengan uang,terutama uang kamu,karena sama aja hukumya haram.”kataku dan pergi meninggalakan kelas.
“whatever.”katanya dan tertwa kecil.
Aku sungguh kesal melihat ucapannya barusan,terlebih teman teman menuruti omongannya itu,apa sih yang membuat semuanya berpihak pada gadis berhati hitam itu,udah sombong,jahat.Kenapa juga nggak ada satupun dari mereka yang mengasihani aku,mereka kan tahu kalau perbuatan Mutiara itu udah kelewat batas.
“oh ya…semuanya pesen aja ya…terserah,ntar aku yang bayarin uangnya ada kok,masih banyak malah.”katanya.
“setiap hari juga kamu yang bayar kok ra.”kata Rico.
“oh iya ya,aku kan orang kaya…jadi malu.”katanya
“eh..jangan lupa sisain buat Tyas,kasihan dia hidupnya kan ngirit banget,nggak tahu apa jadinya kalau dia nggak makan.”katanya sok sedih.Semua tertawa.
Aku menangis ketika Mutiara membicarakan tentang kondisi keluargaku,ingin aku marah,tapi percuma semua teman teman berpihak dengannya,aku hanya bisa melampiaskan kekesalanku pada goresan goresan tinta hitam di bukuku,aku berharap semoga tuhan mebalasnya.
Seperti biasa sepulang sekolah aku pulang berjalan kaki,aku masih terngiang akan kata kata Mutiara tadi di sekolah,aku berjanji kalau dia berani mengejekku lagi,terutama menghina keluargaku aku akan membalasnya,entah dengan cara apa pun.
Saat aku melewati kampung kebon jeruk,aku melihat Mutiara yang sedang bertengkar dengan seorang penjual gorengan di pinggir jalan,aku pun mengintipnya dari belakang,ingin tahu sebenarnya apa yang sebenarnya sedang terjadi.
“mak…mak gimana sih…besok Muti harus bayar sekolah,apa kata teman teman muti mak?”bentak Mutiara pada seorang penjual gorengan yang di panggilnya dengan sebutan”MAK”,aku masih bingung.
“tapi ti…mak emang kagak punya uang…nunggak sebulan lagi ya ti.”
“ah…dasar,punya mak kere,kapan sih mak bisa ngebahagiain muti,muti capek mak bohong sama teman teman.”bentak muti lagi.
“maafin mak ti…”
“maaf maaf.”ucapnya penuh kekesalan.
“jadi….”aku menghampiri Mutiara dan penjual gorengan itu.
“mut,ngapain disini?”tanyaku
“e…..”
“ada yang terbongkar?”tanyaku.
“e….ini lagi beli gorengan,cepet dong buk lama amat,dasar miskin.”kata Mutiara berpura pura ackting.
“udahlah mut,gue udah tahu….ternyata….elo sama aja ya kayak gue,satu level,malah lebih parah lo.”kataku mengejek Mutiara.
“maksud lo yas?”
“ini mak lo kan?”
“what you say?perempuan peyot ini mami gue,ya nggak lah…”
“terus…yang tadi itu apa?lucu banget sih sandiwara lo,kampungan.”ucapku geram.
“oke,semuanya udah jelas,lo itu pembohong,lagak lo aja yang sok kaya,padahal….dasar anak durhaka.”
“jaga ya omongan lo.”bentaknya
“berita bagus buat teman teman yang udah seratus persen nganggap lo anak orang kaya,yah…seratus buat sandiwaranya.”kataku dan pergi meninggalkan Mutiara dan Ibunya yang sedang menangis terisak-isak.Dasar Mutiara Hitam!.

By:M.FAKHRI ASSYAUQI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar